
Madiun, AE1 News – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro mengunjungi Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun untuk meninjau dan menyapa perajin batik yang ada di desa setempat , Selasa (15/2/2022).
Bupati menyebut, batik menjadi salah satu pemberdayaan yang tengah digalakkan di Kabupaten Madiun. Menurutnya meskipun terbilang masih baru, namun diakui Bupati semangat yang dimiliki perajin batik di Desa Candimulyo sangat besar. Apalagi dengan kehadiran orang nomor satu di Jawa Timur ini diyakini bakal memberikan dampak kebangkitan usaha yang luar biasa.
“Jadi kalau kemarin yang di posting di akun Instagram bu Gubernur itu durian, dan setelah itu petani durian di Madiun sangat luar biasa pesanannya sampai harus antre. Semoga setelah perajin batik ini nanti dikunjungi, juga akan ada kebangkitan yang luar biasa untuk masyarakat Kabupaten Madiun,” ujar Bupati Madiun yang akrab disapa Kaji Mbing ini.
Gubernur Jawa Timur yang juga didampingi Ketua TP-PKK Kabupaten Madiun Penta Lianawati Ahmad Dawami juga menyempatkan bertanya kepada perajin batik tentang motif batik yang dibuatnya dan folosofi yang terkandung dalam setiap coraknya. Karenanya Gubernur meminta ada story telling di setiap motif batik. Selain mampu menarik konsumen untuk membeli batik juga bisa memberikan nilai tambah dari kekuatan batik itu sendiri.
“Budaya yang melekat pada setiap filosofi batik, seluruh pemakai batik seyogyanya nya tahu. Oleh karena itu batik-batik yang ada Madiun, saya minta kepada Pak Bupati Kalau boleh dilengkapi story telling, karena yang mahal story telling itu tadi. Jadi sebelum orang tertarik untuk membeli batik dia pasti akan membaca dulu ceritanya,” tutur Gubernur.
Khofifah juga berencana mengusulkan Desa Candimulyo menjadi salah satu dari 15 desa yang ada di Jawa Timur untuk menjadi Desa Devisa, yang akan diajukan ke lembaga pembiayaan ekspor Indonesia (LPEI). Disebutkan Khofifah, saat ini paihaknya baru meng-SK kan tiga desa devisa dan sudah dalam tahap penguatan, yakni Gresik, Sidoarjo dan Banyuwangi.
“Jadi saya bersama Kadisperindag, Karo Perekonomian dan Disbudpar ini keliling dan sedang menyiapkan 15 desa devisa sebelum dilakukan asesmen oleh LPEI. Saya berharap akan ada potensi yangboleh Bupati akan diendorse untuk kita usulkan menjadi desa devisa,” imbuh Khofifah.
Khofifah juga mengapresiasi upaya Pemkab Madiun dalam pelibatan kaum difabel dalam produksi batik di Kabupaten Madiun. Menurutnya pemberian ruang bagi difabel dalam format industri ini sebuah hal yang sustainable development goals (SDGs).
Desa devisa merupakan program pendampingan yang digagas lembaga pembiayaan ekspor Indonesia (LPEI) berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas. Program desa devisa memberi kesempatan bagi wilayah yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor, untuk mengembangkan potensi secara ekonomi, sosial dan lingkungan bagi kesejahteraan masyarakat.(Dy)