PONOROGO – Langkah Bupati Sugiri Sancoko yang peduli terhadap industri kreatif lokal Ponorogo diapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Hal itu disampaikan Anom Surahno Kepala Badan Peneliti dan Pengembangan (Balitbang) Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Ia berharap, elemen masyarakat bisa mendukung dan memanfaatkan mumpung punya bupati yang care terhadap seni budaya dan kreatifitas.
“Bupati baru Ponorogo Sugiri Sancoko care seni budaya dan kreatifitas rakyatnya, maka manfaatnya mumpung punya bupati seperti itu,” kata Anom Surahno saat menghadiri Forum Group Discusaion yang digelar Pascasarjana IAIN Ponorogo, Rabu (3/11/2021).
Anom mencontohkan program Bupati Sugiri yang nyata dalam mengangkat industri kreatif lokal.
Salah satunya mendorong semua pejabat memakai tas dari plastik karya industri kecil lokal Ponorogo.
“Hampir semua pejabat tasnya dari plastik. Hampir seragam wajib beli. Saya tanya harga cuma Rp 125 ribu,” sebutnya.
Anom juga kagum ternyata meski produk lokal namun ketika dipakai bagus sekali. “Cantik sekali. Sekarang di Ponorogo pejabat tidak lagi pakai merk lain, mereka memakai produk lokal,” sebutnya.
Bahkan, Anom mengaku, strinya yang kebetulan memakai produk bermerk sempat malu dan disimpan.
Anom mendukung Kang Giri yang mengangkat produk lokal dengan cara dibeli.
“Kearifal lokal yang luar biasa. Beliau bisa mengembangkan industri setempat tetapi dibeli,” sebutnya.
Anom juga sempat memberi masukan, setiap kesenian desa bisa main di Pendopo agar bisa disawer OPD. “Usul itu juga dilakukan,” sebutnya.
Menurutnya, local industrism memang harus dimiliki setiap daerah. Hal ini sesuai amanat UU 24 Tahun 2019 Tentang Industri Kreatif.
“Intinya menegaskan setiap daerah harus memiliki lokalisme industrism,” ujarnya.
Menurutnya, pengembangan industri kreatif itu nanti jadi kekuatan ekonomi pasca pandemi. Pun, keuntungannya langsung dirasakan masyarakat.
“Industri kreatif itu berhubungan dengan tingginya indeks daya saing (IDS). Semakin tinggi IDS maka menjadi daya tarik investor untuk menginveskan dananya di wilayah tersebut,” tandasnya.
Menurutnya Ponorogo punya potensi besar industri kreatif dan mendukung pariwisata. Karena Ponorogo punya 3 unsur yang dibutuhkan dalam berwisata.
Pertama, sesuatu yang dilihat. Kedua, sesuatu yang dirasa. Ketiga, sesuatu yang dibawa.
“Tiga ini kalau kembangkan, maka industri pariwisata didukung kreatifitas setempat akan maju. Karena Ponorogo punya wisata budaya, alam, religi dan kuliner,” sebutnya.
Dia mencontohkan, pecut samandiman bagian dari reyog itu bisa menjadi hand made bagi wisatawan. Pun juga bisa menjadi cinderamata yang membanggakan.
“Saya pernah memberi cinderamata pecut Ponorogo pada teman saya. Ia senang dan merasa bangga sekali,” pungkasnya. (adv/el)