PONOROGO- Seorang warga Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Ponorogo, mendapat kehormatan didatangi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Saat menggelar hajatan (Ngunduh Mantu).
Bahkan puluhan warga dan tamu undangan pun sampai tak mampu berkata-kata saat melihat kedatangan orang nomer satu di Jawa Timur itu. Ini sesaat setelah Gubernur, Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, pulang dari kunjungan kerja di desa Sidorajo,
Suprihatin mengatakan, kedatangan Gubernur tak ada satu pun warga yang menyangka. Kita juga hajatan seperti biasa, menikahkan anak saya Rizal Arifudin dan
Laras Indriani. Penerima tamu kaget semua, melihat Bu Gubernur turun dari mobil bersama Pak Bupati langsung memberikan ucapan selamat.
“Saya kaget dan lemas sekali. Enggak nyangka Bu Gubernur datang ke pernikahan anak saya. Padahal saya itu bukan siapa-siapa,” kata Suprihatin menceritakan kedatangan Gubernur dan Bupati.
Sementara meski di datangi Gubernur, namun bukan proses yang mudah untuk Mbah Senen, suami Suprihatin untuk bisa menggelar acara tersebut. Pasalnya, dia harus mengantongi izin dari pemangku kebijakan setempat mulai dari RT, RW, Kelurahan, Kecamatan hingga Polsek.
Namun, keinginan kuat untuk berbagi kebahagiaan membuat tekadnya bulat dan menggelar acara dengan protokol kesehatan yang ketat. Mbah Senen, bahkan tak percaya, saat orang nomor satu di Jawa Timur menyempatkan hadir ke rumahnya.
“Bahkan maskernya harus masker sekali pakai, jadi ya kami beli kami sediakan, terus dipinjami thermogun juga. Untuk penjagaan, itu dibantu Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas. Pokoknya ketat banget dan saya masih nggak nyangka Bu Khofifah datang,” ucap Mbah Senen.
Gubernur datang bukan tanpa alasan, dia
kagum dan bangga, lantaran seorang warga Ponorogo, benar-benar menerapkan protokol kesehatan ketat saat menggelar resepsi pernikahan.
“Lha kalau bikin resepsi ya seperti ini. Ketat banget protokol kesehatannya,” ucap Gubernur ketika datang dan disambut penerima tamu.
Meski digelar sederhana ala warga desa dengan tenda yang didirikan di depan rumah, tak mengurangi khidmatnya ‘Ngunduh Mantu’ dari keluarga Mbah Senen. Bahkan, di tiang tenda tertulis jelas tamu harus mematuhi protokol kesehatan. (el)

